Menaklukkan Phobia Laut di Pahawang

02 - 04 September 2016

Keinginan untuk liburan mantai berdesir deras dalam otak dan darah gue akhir-akhir ini (ceileh...). Apalagi summer kaya sekarang ini yang merupakan waktu yang pas banget untuk mantai menurut gue. Walaupun bulan Mei udah kesampaian cuci mata liat birunya laut dan mantai ke Pulau Seribu (Pulau Pari), tetep aja rasanya masih kurang kalo gak menjelajah ke pantai-pantai lain. Akhirnya gue putuskan untuk mencari-cari schedule yang pas untuk mantai, dan pantai apa yang akan gue kunjungi kali ini. Yap, Ujung Genteng Sukabumi menjadi pilihan yang pas bagi gue untuk ngetrip di bulan Agustus. Sayang seribu sayang ngetrip kesana gagal karena travel  yang akan membawa gue gak tutup quota bro! (btw, gue masih suka ngetrip mengandalkan travel ketimbang backpack, hihi...) dan secara bersamaan juga gue kena campak alias tampek. Beuhhh! kecewa berat rasanya di PHP-in dengan keadaan gak terduga kaya begitu. Ngalah-ngalahin di php-in sama cowo rasanya men... hehe :P

Gradasi warna pantai yang nyatu dengan baju dan kacamata gue, hehe

Rejeki emang gak kemana. Tiba-tiba aja pacar nemuin travel yang akan mengangkut ke pulau Pahawang Lampung dalam waktu-waktu dekat. Lumayan buat membayar kegagalan rencana yang sebelumnya ^^. Tapiiii.... saat itu gue ragu dan gak langsung meng-iyakan ajakan sang pacar. Karena jujur, gue ngeri kalo harus naik kapal ferry (kapal gede booo!) dan nyebrang lautan. Apalagi jam nyebrang sekitar jam 12 malam yang mana air lagi pasang dan gelombang laut lagi agresif-agresifnya. Singkat cerita, akhirnya gue berhasil menghilangkan keraguan gue 90% berkat termotivasi dengan tokoh idola gue Marshall Sastra (Host MTMA) yang tingkat keberaniannya dalam dunia traveling gokil banget. Masa iya gue gak bisa seberani doi? Oke, deal! Gue beserta pacar jadi juga berangkat ke Lampung. Akhirnyaaaa... ^^

Lanjut ke cerita inti.

Jum'at 2 September 2016 gue dan pacar berangkat menuju Semanggi untuk kumpul dengan rombongan travel. Perjalanan rumah (Kalideres)-Semanggi ditempuh selama 2 jam karena macet sekali malam itu. Setelah sampai, kita digiring langsung ke Elf. Tepat pukul 9 malam Mobil pun berangkat melaju menuju pelabuhan Merak Banten untuk nyeberang ke pelabuhan Bakauheni Lampung. Perjalanan dari Semanggi - Merak memakan waktu selama 3 jam. Tepat jam 12 malam kita pun sampai di pelabuhan Merak. Gue berpikir kapal akan langsung berangkat tepat jam 12 teng dengan harapan jam 2 malam sampai di Lampung . Ternyataaaa kita masih harus menunggu rombongan travel lainnya selama 1 setengah jam. Waduhh, molor jauh banget dari jadwal yang tertulis di Itinerary. Yah, begitulah suka-dukanya bepergian menggunakan travel.

Skip...

Setelah guide selesai mengurus tiket masuk dan perintilan-perintilannya, akhirnya tepat jam 1.30 pagi dini hari kita digiring masuk menuju kapal Ferry. Kapal Ferry pun mulai bergerak perlahan meninggalkan Merak jam 2.00. Awalnya gue merasa was-was karena kapal terasa 'bergoyang' melewati gelombang laut malam itu. Tapi, karena suasana ruang duduk penumpang yang disediakan dalam kapal udah lebih 'wajar', akhirnya sedikit demi sedikit gue merasa nyaman dan perasaan takut gue pun hilang perlahan. Btw, kita ambil ruang yang ber-AC cukup dengan hanya membayar Rp10.000,-per/org.


Kapal meninggalkan pelabuhan
Ruang Penumpang Ferry dengan Fasilitas AC dan bonus tontonan 'Si Ateng' Hihi
Akhirnya kapal pun bersandar tepat jam 4.30 pagi. Gak pake ba..bi...bu lagi, kita langsung bergegas turun dari kapal dan menunggu mobil jemputan selama setengah jam. Suara adzan subuh saat itu berkumandang. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Mobil pun berangkat melaju dengan kencangnya mengarah ke dermaga Ketapang. Jarak tempuh Bakauheni-Ketapang memakan waktu sekitar kurang lebih 2 setengah jam. Waktu yang cukup untuk istirahat sejenak selama diperjalanan.

Mobil pun berhenti dan gue pun terbangun. Ternyata udah sampai di dermaga Ketapang. Gak terasa waktu udah menunjukkan pukul 7.30. Di situ kita dipersilahkan untuk sarapan dulu. Gue pikir kita akan disuguhin makanan khas Lampung untuk sarapan. Ternyata teteuupp yaaa... nasi uduk yang mengisi perut kita pagi itu, haha. Setelah sarapan, kita dipersilahkan untuk mengganti pakaian untuk renang karena kegiatan pertama yang akan dilakukan sambil nyeberang menuju homestay adalah snorkeling. Setelah semua siap, Mr. guide langsung membagikan peralatan snorkeling seperti fin, goggle dan juga pelampung bagi yang belum jago berenang. Ada hal yang paling gue suka ketika berlibur di sini. Sebelum kapal berangkat, kita di brief oleh orang-orang kapal, penduduk Ketapang dan Pahawang juga guide untuk gak buang sampah sembarangan selama di atas laut. Sampah bekas makan, minum dan puntung rokok sementara di kumpulkan di dalam kapal dulu. Selanjutnya, sampah-sampah itu nantinya akan dibersihkan oleh sang pemilik kapal. Salute!

Cuaca yang Cerah
Cuaca cerah sekali pagi itu. Awan-awan terlihat bergumpal indah bagaikan kapas di langit biru yang menyejukkan mata. Ditambah lagi pemandangan indah dari gunung-gunung berwarna hijau yang mengitari. Damaiiiii....

Damaiiii...
Kapal mulai bergerak menuju tujuan pertama kita, pulau Kelagian Kecil. Dari jauh, pantai di pulau ini udah keliatan jernih dan biru banget. Gradasi warna pasir putih dan biru toska yang menyatu membuat gue gak sabar untuk nyebur langsung. Bener aja, ketika mesin kapal dimatikan, tanpa ragu gue pun langsung lompat dari atas kapal, byurrrr....

Beniiinnnggg
Setelah puas menikmati beningnya air di pantai, gue pun gak lupa untuk bernarsis ria. Salah satu kegiatan yang paling gak boleh dilewatkan, hehe ^^.

Narsis dulu ^^
Perjalanan dilajutkan menuju spot snorkeling di pulau Pahawang, namanya Cukuh Bedil. Spot ini paling diincer untuk bernarsis di bawah air alias underwater tepatnya di papan bertuliskan "Lets Go Snorkeling di Pahawang"sambil  ditemani ikan-ikan cantik.

Spot paling rame. Incaran para narsiser, hehe
Selesai bersnorkeling di sana, kita melanjutkan perjalanan menuju homestay di Pahawang Besar sekitar kurang lebih 30 menit. Sesampainya di Pahawang Besar, Gue curi-curi kesempatan untuk berfoto ria sebelum akhirnya Guide mengarahkan kita untuk menuju ke homestay.

Narsis bentar boleh yaaa.... ^^
Perjalanan dari dermaga menuju homestay menghabiskan waktu sekitar 10 menit dengan berjalan kaki. Hmm... lumayan terasa melelahkan juga lho jalan kaki di siang bolong dalam keadaan badan belum beristirahat dari semalam, walaupun begitu, hati senang!^^ Ditambah lagi ketika sampai, gue seakan dikasih kejutan dengan suasana homestay yang cozy banget karena dinding dan lantainya yang terbuat dari kayu (dipan) dan merupakan rumah panggung. Terasnya luas, bisa untuk bersantai-santai sambil gelar tikar. Teras sisi sebelah kanan rumah menjadi tempat untuk meja makan (prasmanan). Btw, meja makan udah dipenuhi dengan menu makan siang yang disediakan si pemilik homestay. Gue memilih satu kamar untuk tempat gue beristirahat dan menaruh barang. Kamarnya luas dan tersedia 2 kasur yang besar-besar. Di situ juga disediakan banyak colokan, jadi gak perlu berebut buat ngecas, hehe.

Rumah Dipan as our homestay. Sooo cozy...
Ini dia nih yang bikin gue excited banget. Penginapan kita berhadapan langsung dengan pantai biru yang menyejukkan mata! "It's gonna be a perfect day" batin gue :)

View ketika buka pintu homestay...
Sorenya, kita lagi-lagi diajak explore sekitaran Pahawang untuk snorkeling di Tanjung Putus dan menuju Pahawang kecil untuk hunting sunset. Sayangnya, sunset di Tanjung Putus kurang perfect. Tenggelamnya sang matahari gak terlihat jelas karena terhalang gunung-gunung yang berjejer di sekitar situ. Yang gue dapat cuma pemandangan dengan guratan langit jingga dan berkas cahaya yang memantul di atas air. Kecewa sih gak dapet sunset Pahawang, tapi buat gue pemandangannya yang indah udah cukup mewakili ^^.

Sunset yang terhalang gunung, pemandangannya tetep indah

Malamnya, selesai bersih-bersih dan makan malam, kita istirahat sebentar sebelum acara barbeque dimulai jam 21.00. Alunan musik DJ dari Sound System yang disediakan berdentum keras di pinggir pantai menunjukkan bbq party akan dimulai. Gue pun keluar bersama sang pacar dan mencari tempat duduk yang nyaman di meja kayu panjang pinggir pantai. Ikan menjadi menu utama untuk bahan bbq malam itu. Ikannya besar-besar dan rasa dagingnya gurih legit. Jelas aja ikannya enak tanpa bumbu tambahan apapun, karena masih fresh dari hasil tangkapan sang nelayan Pahawang tadi siang, hehe.

Jam 05.00 pagi alarm dari handphone gue bunyi, tandanya gue harus bersiap-siap menyambut sang matahari terbit. Selesai solat subuh, gue pun bergegas berganti baju hangat untuk menuju pantai depan homestay. Angin pagi itu sangat kencang dan terasa dingin menusuk tulang. Dengan semangat gue duduk beralaskan selendang di pinggir pantai diatas pasir yang masih lembab, bekas air pantai yang pasang semalam. Sedikit demi sedikit langit dari ufuk timur berubah dari gelap menjadi terang. Gradasi warna kelabu dan jingga mulai membaur perlahan. Awan bergumpal pun mulai tampak terkena pancaran sinar matahari yang akan terbit. Tapi ngomong-ngomong mana sunrisenya ya? Waktu udah hampir menunjukkan pukul 6, tapi fenomena alam yang gue tunggu-tunggu belum juga muncul. Salah seorang yang menunggu sunrise bareng sama gue saat itu pun bilang "harusnya jam setengah 6 udah ada sunrise. Ini udah jam 6 lho, berarti kita kurang beruntung." Yahhh... lagi-lagi gue harus kecewa. Kemarin sore gagal liat sunset, pagi ini gagal liat sunrise. Oke, walaupun kecewa, teteup yah gue gak mau melewatkan moment untuk narsis berfoto-foto dengan background langit yang indah.

Narsis dulu walaupun kecewa :)

Dan ketika gue lagi asik-asiknya berfoto, tiba-tiba seseorang berteriak dengan girangnya "akhirnya sunrise muncul juga!". Gue pun langsung menoleh dan gue berteriak dengan girangnya "Ya Allah keren banget!" Cepat-cepat gue abadikan moment itu. Seketika rasa kecewa yang gue rasakan pun hilang. Gue masih beruntung, akhirnya dapet juga moment sunrise di Pahawang. Gak sia-sia deh bangun pagi :)

Akhirnya yang ditunggu-tunggu nongol juga
Semakin naik...
Waktunya packing untuk pulang. Jam 7.30 pagi itu kita udah harus check out dari penginapan dan meninggalkan Pahawang. Ternyata masih ada dua kegiatan terakhir sebelum sampai ke Dermaga Ketapang, yaitu kembali menjelajah pulau-pulau lainnya dan snorkeling (lagi). Snorkeling kali ini kita diajak ke lokasi yang berbeda dan pastinya lebih epic! Kenapa? Karena spot kali ini kita diajak ke lokasi penangkaran ikan Nemo atau biasa di sebut Clownfish (ikan badut). Itu kenapa spot ini disebut Karang Nemo. Sumpah, bawah laut di spot ini kereeennn banget! Banyak Nemo-nemo yang berkeliaran tapi ada juga yang ngumpet di dalam anemon laut dan karang. Hihi gemesnya ^^ .




Setelah selesai bersnorkling, perjalanan dilanjutkan menuju pemberhentian terakhir, Pulau Kelagian TNI AL Lampung. Pantai disini keren banget. Pasirnya lebih putih dan bersih, airnya lebih berwarna biru dan ombaknya lebih besar. Sayangnya gak banyak yang bisa kita lakuin disini selain foto-foto narsis (teteuuuppp ^^) dan jajan di warung-warung kecil yang ada di pulau itu.

Waktu udah menunjukkan jam 10.30 siang ketika kita sampai di Dermaga Ketapang. Lanjut menuju Pelabuhan Bakaheuni Lampung yang memakan waktu 2 setengah jam. Perjalanan yang panjang bukan? :D Akhirnya,tepat jam 5 sore sampai juga di Pelabuhan Bakaheuni. Jam 5.30 kita baru bisa memasuki kapal Ferry. Ruang AC dalam kapal kali ini terasa lebih nyaman dan pw karena luas banget. Gue bisa merebahkan badan bersama dengan penumpang-penumpang lainnya di atas karpet yang besih. Gue memutuskan untuk keluar dari ruang penumpang untuk jalan-jalan keliling kapal sambil cari sunset. Matahari perlahan mulai tenggelam mengiringi kepergian kapal yang bergerak menuju Merak.

Kapal meninggalkan Pelabuhan Bakauheni
Gak, terasa, kita pun akhirnya sampai di Merak tepat jam 20.00 dan masih harus melanjutkan perjalanan selanjutnya menuju Jakarta selama 3 jam. Jam 12 malam pun akhirnya gue tiba dirumah dengan selamat. Alhamdulillah. Langsung tidur nyenyak malam itu karena badan terasa lelah.

---

Ini adalah pengalaman perjalanan nge-trip gue yang asik karena harus melewati perjalanan panjang total 9 jam dengan bergonta-ganti kendaraan untuk beberapa kali (motor-mobil-kapal ferry-mobil-kapal-kapal-kapal (repeat). Dan perjalanan kali ini sukses membuat gue masih bisa merasa terhuyung-huyung selama beberapa hari meskipun udah gak di atas laut hihi^^ (perjalanan kebanyakan dihabiskan di atas lautan). Akhirnya ketakutan gue akan lautan pun hilang berkat perjalanan trip kali ini.

Dari situ gue belajar, kalau ketakutan itu sebenarnya cuma ada dipikiran kita. Hilangkan dan lawan rasa takut kita. Jadilah berani mencoba hal-hal yang kita takuti apapun resikonya, karena belum tentu hal yang kita takuti itu buruk.  Intinya, semakin terbiasa maka kita akan merasa nyaman bahkan terasa menyenangkan.

So, see you on the next trip! :)


Comments