Mengunjungi NuArt Sculpture Park: Museum Gallery yang Ternyata Milik Seorang Pematung Maestro Indonesia!
Liburan Idul Adha biasanya gue gunakan untuk moment kumpul bersama dengan keluarga besar. Apalagi setelah kebanjiran daging kambing dan sapi kurban (alhamdulillah ye), udah pasti banget pesta bbq alias bakar-bakar alias nyate dirumah. Tapi kali ini karena sebagian keluarga ada yg pergi ngerayain idul Adha ditempat lain, acara bebakaran dan kumpul-kumpul itu ditiadakan, haha (yah sedih).
Gue pun memutuskan untuk memanfaatkan kekosongan itu sekaligus memanfaatkan long weekend yang ada (libur dari hari jumat sampai minggu). Oke, secepat kilat gue mengutak-atik jadwal keberangkatan kereta api online tujuan Cimahi. Wahhh ternyata masih banyak kursi kosong. Dengan semangat berkobar dan perasaan riang gembira bagai ketiban daging sapi berkilo-kilo di siang bolong (masih dengan tema idul adha -_-) gue langsung memesan tiket kereta api yang dijadwalkan berangkat hari Jum'at malam. Perjalanan Jakarta (st. Gambir) menuju Cimahi memakan waktu kurang lebih 3 jam. Sesampainya di kota Cimahi, gue memutuskan untuk istirahat dulu sampai pagi.
Di trip kali ini gue berencana untuk mengeksplor lokasi-lokasi yang sepi nan kece seperti Sanghyang Heuleut, Curug Pandawa lima, Curug Cibareubeuy, dan yang terakhir makan malam romantis di bukit bintang Punclut bareng pacar yang gue bawa dan juga temen gue (aa Ajay) yang kost-annya gue tumpangin buat bermalam. Tapi siapa yang tau? Rencana kadang hanyalah sebuah rencana dan tetap akan menjadi rencana. Kita gak akan tau apa yang akan terjadi karena kehendak Tuhan (cieh tumben bijak, fiuh).
Perjalanan liburan yang harusnya lancar tanpa kendala ini hancur cuma karena sebuah motor. Iya motor! Entah mungkin karena ini rencana dadakan atau karena gue dari awal udah ngegampangin, gue gak kedapetan untuk sewa motor di tempat rental karena full! Namanya juga long weekend ya kaann...? Inilah kecerobohan gue yang gak memikirkan hal itu. Berbagai tempat penyewaan motor yang ada di kota itu menyatakan "full" alias dipake semua. Kecewa rasanya.
Singkat cerita, waktu udah hampir sore dan gue belum juga berangkat kemana-mana karena bingung mau naik apa untuk ke lokasi-lokasi yang disebutin tadi. Pacar gue orangnya gak mau ribet dan takut nyasar sihh (yaelah bro namanya juga eksplor ya kudu siap ribet -_-).
Karena hari udah semakin sore, gue pun cari alternatif lain dan merubah plan A jadi plan B. Kalo udah darurat kaya gini, Google emang paling dibutuhkan dan paling mengerti deh. Asal ada quota, lo udah bisa dibantu sama si mbah canggih satu ini. Oke, gue mulai membuka google dan langsung cari-cari lokasi kece terdekat yang bisa dijadiin tujuan wisata dadakan dan gak mengecewakan. Ada beberapa daftar lokasi yang ditampilin oleh Google. Lokasi yang menarik perhatian gue dan jaraknya juga gak terlalu jauh adalah danau Wakadobol dan juga NuArt Museum Gallery Sculpture Park. Lokasinya Instagramable dan must-visit banget! Langsung gue kasih tau ke pacar untuk meluncur ke dua lokasi tersebut dengan menggunakan ojek online. Awalnya pacar gak setuju dengan lokasi yang berbau-bau museum karena dia gak terlalu suka (maklum bukan orang seni). Setelah perdebatan yang cukup panjang sampai akhirnya gue mengeluarkan jurus gue yaitu aksi drama, akhirnya beliau setuju dan kitapun berangkat yeayy!
Lokasi pertama yang gue pilih untuk gue datangi adalah NuArt Sculpture Park. Gue gak sabar untuk ngerasain lagi suasana mistis romantis di museum dengan banyak patung eksotis seperti museum yang pernah gue datangi sebelumnya di Jogja. Dan benar, sesampainya di sana gue ngerasa senangggg...nang...nang bangettt! Gue langsung disambut dengan berbagai jenis patung yang dipajang di taman yang ada di halaman depan museum. Pacar gue yang awalnya gak tertarik untuk datang ke sini aja bisa dengan cepat berubah jadi excited. Doi langsung sibuk dengan smartphone-nya untuk update instastory, (dasar alay) -_- Dia merekam-rekam suasana dengan atmosfir yang romantis dan memotret beberapa karya-karya yang ada. Indah memang... ☺
Patung Selamat Datang ini Namanya "Fire Horse" |
Suasana yang gue suka dan gue rindukan akhirnya bisa gue temuin lagi di sini. Sebuah museum galeri seni yang eksotis banget, yang gue jamin lo akan dibuat terkagum-kagum dengan karyanya dan juga suasananya seperti gue. Desain gedung bangunan museum pun keren banget. Bangunan gedung dibuat unik dan cantik dengan kaca-kaca yang tersusun secara abstrak dibagian atas dengan bahan batu di bagian bawahnya.
Gedung Museum yang unik |
Nuart adalah museum galeri milik pribadi yang berisi karya-karya artistik dan fenomenal dari seniman maestro terkenal se-Indonesia (bahkan udah mendunia lho). Beliau adalah Nyoman Nuarta. Awalnya gue malah gak tau kalau Nuart adalah asal nama dari Nyoman Nuarta, sampai ada seorang teman yang komen di salah satu postingan foto gue yang bilang kalau beliau ini pembuat patung terbaik di Indonesia sekaligus pemilik dari museum ini. Gue pun cuma bisa "masa sih...?" dalam hati dan lalu mencari tau lebih jauh tentang Nuart ini . Ternyata benar, dia adalah seniman maestro terkemuka seperti yang udah gue jelaskan di atas tadi. Bangga banget dong ya ternyata tanpa sengaja dan tanpa direncanakan gue udah mendatangi museum sang Maestro, hihi.
Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali Image source:Google |
SURPRISING FACT: Pernah liat patung air mancur depan gedung Indosat yang dekat Monas? Patung Arjuna dengan kereta kuda itu adalah salah satu karya beliau. WOW! *tepuk tangan*
Kalau dengar dari namanya, pasti udah tau banget dong Nyoman itu nama dari daerah mana? Yess! Bali. Walaupun Beliau ini orang Bali, Beliau adalah seniman lulusan Seni Rupa ITB. Itu mungkin salah satu alasan Beliau membuat museum pribadinya di Bandung. Museum ini terletak di kawasan perumahan di jalan Setraduta, di area yang luasnya mencapai 3 hektar yang dibagi menjadi sebuah gedung dan juga taman. Uwow, dengan area yang seluas itu, bakalan banyak banget hal yang bisa dilihat di sini, karena beberapa patung nggak cuma ada di luar ruangan (taman), tapi ada juga yang di dalam ruangan.
Potret sang Maestro |
Karya-karya yang ada di sini beneran bikin gue kagum. Mulai dari detil patung, bentuknya yang rumit penuh estetika dan keindahan, dan mengandung makna filosofi yang kuat dibaliknya. Patung-patung ini dibuat dari bahan dasar kuningan dan juga tembaga dengan ukuran yang bervariasi. Ada yang kecil, ada juga yang besar sebesar raksasa!
Puas melihat-lihat di zona luar (taman depan), gue dan pacar memasuki gedung museum. Gedung dengan suasana nyaman dan cozy ini makin terasa syahdu dengan diputarnya alunan musik yang mendayu-dayu. Entah musik ini siapa penyanyinya, yang pasti gue suka banget. Ada nuansa-nuansa Jawa tahun 80-an dalam musik itu (i'm not sure) walaupun lagu yang dinyanyiin berbahasa Indonesia. Sayangnya gue lupa nanya ke penjaga yang lagi berjaga disana. Jadi penasaran kan tuh, huff. 😞😞
Patung-patung di pelataran depan museum (dekat parkiran) |
Penampakan dalam museum. Ruang tengah yang kosong biasanya dijadikan tempat acara |
Di sebelah kiri pintu masuk utama museum, ada meja receptionist yang jadi tempat para pengunjung lapor dan membeli tiket masuk (wah, gue kira gratis 😁). Untuk masuk ke dalam museum, ternyata per orang (dewasa) dikenakan biaya tiket seharga Rp 50.000,-. Teteh receptionist sempat menawarkan ke gue potongan setengah harga (Rp 25.000,-) kalau gue mahasiswa dengan nunjukin kartu mahasiswa. Sayangnya gue udah bukan mahasiswa lagi teh, hihi. Ya okelah, tanpa berpikir lama sang dompet berjalan gue (baca: pacar) mengeluarkan uang sebesar Rp 100.000,- untuk tiket masuk 2 orang. Harga yang lumayan mahal menurut gue. Tapi dengan kita bisa melihat-lihat karya yang keren dan bisa merasakan suasana tenang di sini, apalagi kalau kita adalah pecinta seni sejati (kaya gue, eaa), it's worth it lah. Oh iya, harga tadi udah termasuk sticker sebagai souvenir lho. lumayan kan buat koleksi 😉
Tiket masuk, Sticker pengunjung, dan Sticker bonus |
Sebelum masuk ke dalam museum, kita diharuskan untuk melepas tas dan menitipkan barang-barang bawaan. Tujuannya untuk menghindari hal-hal yang gak diinginkan, misalnya masukin patung-patung ke dalam tas buat dibawa pulang, haha, gak deng 😆😆. Tujuannya biar tas yang kita bawa gak menyenggol patung. Repot juga kan kalau patung-patung itu sampe kesenggol, jatuh dan pecah. Selain itu, kita juga jadi lebih leluasa waktu melihat-lihat di dalam tanpa ribet bawa-bawa barang.
Pose dulu ^^ |
Peraturan yang ada di tiap museum beda-beda. Masih inget dengan peraturan yang ada di beberapa museum yang pernah gue datangi di Jogja? Nah, peraturan di museum kali ini, kita dibolehin ambil foto sebanyak-banyaknya, sebebas-bebasnya. Asik kan? Cuma aja ada satu syarat. Kita gak diizinin untuk ngambil foto dengan lampu flash menyala saat didalam museum. Kalau di luar? Boleehhh....
Karya-karya NuArt baru bisa dijumpai di lantai tiga. Di lantai duanya, kita akan dibuat terkagum-kagum dengan karya milik seniman-seniman lain. Diantaranya ada baju dan tas yang terbuat dari bahan-bahan daur ulang seperti kertas, perca, dedaunan kering dan lain-lain. Ada juga karya baju yang warnanya didapat dari warna-warna alami bumbu masakan! Keren ya? Selain itu, di lantai dua juga ada toko oleh-oleh (gift shop) dan cafe untuk sekedar bersantai. Walaupun gue gak sempat masuk kedalamnya, gue bisa liat interior dalam cafe yang dibuat unik dan senyaman mungkin. Cozy banget.
Dengan berkeliling dalam museum NuArt Building lantai tiga ini, kita akan melihat sejumlah karya seni patung artistik seperti patung dengan nama "Waiting", "Binari", "Nightmare", "Trap", "Roro Jonggrang", "La Nina I", dan masih banyak yang lainnya. Sayangnya di museum ini gak ada pemandu wisata yang bisa menjelaskan makna filosofi dari karya-karya itu. Setelah gue baca-baca beberapa blog punya orang, waktu mereka datang ke sini beruntung mereka ditemani oleh guide dan mendapat banyak penjelasan tentang karya-karya yang ada. Misalnya, makna dibalik patung yang bernama Waiting (patung wanita yang berdiri di sebuah pagar dengan rambut ala rocker) ternyata adalah patung tentang seorang wanita penghibur yang sedang menunggu pelanggan. Hmm, mungkin gue kurang beuruntung.
Karya-karya seniman lain yang ada di lantai dua |
Dengan berkeliling dalam museum NuArt Building lantai tiga ini, kita akan melihat sejumlah karya seni patung artistik seperti patung dengan nama "Waiting", "Binari", "Nightmare", "Trap", "Roro Jonggrang", "La Nina I", dan masih banyak yang lainnya. Sayangnya di museum ini gak ada pemandu wisata yang bisa menjelaskan makna filosofi dari karya-karya itu. Setelah gue baca-baca beberapa blog punya orang, waktu mereka datang ke sini beruntung mereka ditemani oleh guide dan mendapat banyak penjelasan tentang karya-karya yang ada. Misalnya, makna dibalik patung yang bernama Waiting (patung wanita yang berdiri di sebuah pagar dengan rambut ala rocker) ternyata adalah patung tentang seorang wanita penghibur yang sedang menunggu pelanggan. Hmm, mungkin gue kurang beuruntung.
Patung dengan nama Waiting |
Karya patung dengan nama "Nightmare" |
Karya-karya patung NuArt |
Pintu masuk yang ada di lantai tiga |
Ternyata selain jadi tempat disimpannya karya-karya Nyoman Nuarta, lantai tiga juga merupakan akses menuju ke taman belakang. Senangnya lagi-lagi ketemu taman dengan banyak patung, berasa di manaaa gitu hehe. Patung-patung yang ada di taman belakang ini ukurannya lebih besar! Di sana juga ada jalur menuju ke lokasi workshop, tempat sang masetro mengerjakan atau membuat karyanya. Selain itu, di taman belakang ini ada sebuah tempat yang dibuat khusus untuk acara-acara atau kegiatan seni. Di pinggirnya ada dua anak tangga yang dibuat memanjang dan melingkar sebagai tempat duduk para penonton. Ternyata, di museum ini juga banyak kegiatan yang sifatnya edukatif dan full art seperti tari, seni dan teater. Kalau mau lihat jadwal-jadwal pagelaran seni bisa lihat di website resmi NuArt ya.
Patung Inul Daratista yang diletakkan di taman belakang |
Cafe yang ada di taman belakang. Bisa buat foto-foto ^^ |
Gak terasa hari semakin gelap. And guess what? Suasana musem NuArt Sculpture Park semakin malam semakin romatis lho (walaupun agak merinding juga sih). Lampu-lampu yang menyorot patung-patung di taman benar-benar menambah ke-eksotisan. Saking asyiknya eksplor di museum ini, gue dan pacar pun gagal untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan kedua, yaitu danau Wakadobol. Gak mungkin juga kan ya malam-malam ke danau, hihi. Ya udah bisa di lain waktu. Yang penting, gue udah puas banget bisa datang dan berkeliling di museum ini. Setiap sudutnya bikin betah. Itu yang bikin kita jadi kelamaan di sini dan akhirnya kehabisan waktu. 😊
Karya patung berbentuk topeng raksasa |
Itulah beberapa keuntungan yang gue dapat dari nge-trip. Pertama, gue jadi bisa berpikir cepat, tanggap dan logis dalam mengambil keputusan dari tragedi "motor" tadi. Kedua, gue jadi tau banyak hal yang gue belum tau sebelumnya. Dan itu juga jadi salah satu alasan yang bikin gue jadi gatel buat nulis. Karena dengan nulis, gue jadi penasaran dengan banyak hal yang akan gue jadikan bahan untuk nulis. Semakin gue menggali informasi, semakin banyak hal yang gue dapat dari berbagai sumber yang tersedia di internet. Seperti misalnya gue baru tahu kalau ternyata penempatan dan peletakan patung di NuArt museum berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Gedung museum dari taman belakang |
Buat kalian yang menyukai dunia seni atau bukan penikmat dunia seni sekalipun, tempat ini recommended banget buat didatangin. Serius! Karena selain bisa ngelihat dan mengenal langsung secara lebih dekat karya-karya yang bernilai seni tinggi, kalian juga bakal dapat banyak banget pengalaman yang berbeda.
In case kalian mau datang, NuArt Sculpture Park buka dari hari minggu sampai kamis dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Untuk hari jum'at dan sabtu dibuka dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam.
Soooo, sekian cerita pengalaman perjalanan singkat berkesan dari gue, semoga bisa jadi referensi buat kalian yang bingung mau kemana. Have a nice journey! ^^
Untuk lihat foto-foto gue lainnya selama di NuArt, klik link ini:
https://photos.app.goo.gl/NqpO3p4IQIAzTbnx1
https://photos.app.goo.gl/NqpO3p4IQIAzTbnx1
Comments
Post a Comment