Ranca Upas: Berfoto Dengan Rusa dan Mengejar Sunrise

Bepergian menuju ke suatu tempat yang dingin tentunya bukan salah satu dari destinasi impian gue. Ya, you know lah... Seorang Lina itu aquarian, gak akan puas kalau liburan belum ketemu sama 'air'. Nah, kali ini gue bela-belain buat ngebolang ke daerah dingin yang sepertinya gak dingin-dingin amat (kalau dibandingkan dengan Dieng dan Bromo) yaitu, Ranca Upas. 

Salah satu pemandangan di Ranca Upas yang masih asri dan alami banget. Indah ya...? :)

Ranca upas atau umumnya dikenal dengan sebutan Kampung Cai Ranca Upas adalah kawasan wisata alam yang difungsikan sebagai kawasan hutan lindung dan pusat konservasi flora fauna langka yang dilindungi dan berada di habitat aslinya, seperti salah satunya rusa. Lokasi ini tepatnya ada di sebelah selatan Bandung, Ciwidey. Berada di ketinggian 1.700 mdpl dan juga alam yang masih sangat dijaga kelestariannya adalah alasan kenapa kawasan ini udaranya masih sangat alami dan dingin. Apalagi saat malam hari yang mana cuaca bisa jadi sangat ekstrim dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 16 sampai 19 derajat celcius, bahkan bisa mencapai 0 derajat celcius! Waahhh, kebayang gak sih dinginnya? Informasi ini baru gue dapatkan ketika gue akan nulis blog ini. Sebelumnya, gue gak tau kalau bakal sedingin itu, haha.

Berfoto dengan rusa adalah salah satu alasan kenapa gue pengen banget ke sana. Ya, sesederhana itu. Selain karena sesuai dengan waktu yang gue punya, trip ini juga gue pilih karena budget yang terbilang murah dan sesuai dengan kantong gue, hihi.

Salah satu impian kecil yang terwujud... Berfoto sama rusa di alam terbuka!!!

Seperti biasa, sehari sebelum keberangkatan gue udah harus mempersiapkan segala sesuatu yang akan gue bawa untuk di perjalanan. Setelah seharian mencocokkan dan mempertimbangkan baju apa yang akan gue pakai selama di sana, akhirnya gue memutuskan untuk membawa dua potong baju yang semi-semi hangat alias gak terlalu tebal namun cukup nyaman untuk dipakai di tempat dingin. Aaahh, dinginnya Bandung paling kaya apa sih? batin gue nyepelein, walaupun dari awal pemimpin trip udah mengingatkan kalau di sana bakal dingin banget. Gue membawa satu buah sweater, jaket kulit, legging, pashmina sebagai syal dan sepatu Converse Chuck Taylor high (btw awalnya gue mau pakai sepatu boots biar ala-ala cowgirl gitu dan biar hangat, tapi gue urungkan niat itu karena sepertinya terlalu berlebihan, hihi).

Kira-kira begini penampakan setelan gue dari atas kebawah yang sama sekali gak direncanain.
untungnya jadi ootd yang cukup oke walapun celana dan rok dipadu jadi satu, eheh :D

Perjalanan menuju Ranca Upas ditempuh dalam waktu kurang lebih enam jam dengan menggunakan  'Kuda Putih', bus yang berkelas dan nyaman banget menurut gue. Bus mulai melaju dengan kecepatan sedang tepat jam 21.00. Tepat jam 03.00 dini hari perjalanan terhenti. Gue dan semua teman-teman trip yang lagi asik tertidur pulas pun dibuat kaget dengan terangnya lampu kabin yang tiba-tiba dinyalakan. "kita udah sampai ya teman-teman" kata pemimpin trip. "Di luar udaranya lebih dingin dari di sini (dalam bus), jadi pakai baju hangat kalian..." lanjutnya. Hmm... udara dini hari di Jakarta aja udah bikin mules, gimana di sini? Logika gue udah mulai percaya kalau ini bakal dingin banget, haha. Begitu pintu bus dibuka, wussss.... angin dingin langsung berhambur menembus ke dalam bus. Brrr... dingin banget!! Gue hampir memutuskan untuk tetap di dalam bus dan melanjutkan tidur. Tapi gue urungkan niat gue itu karena bukan Lina namanya kalau ngebolang cuma menghabiskan waktu untuk tidur dan menyerah begitu aja tanpa eksplor untuk sekedar berbincang dengan warga lokal dan mencicip jajanan khas yang dijual. Syukur-syukur nemu spot kece buat foto-foto, hehe.
        
Nyamannya ngetrip bersama si "kuda putih"
                                
Gue pun bergegas mengambil syal dan legging (yang awalnya gak niat gue bawa, untungnya tetap gue bawa, fiuh) dari dalam carrier gue dan langsung gue pakai. Gue turun dari bus dan langsung menuju ke arah warung-warung yang berjejer gak jauh dari lokasi bus diparkir, untuk ngopi dan sarapan kecil-kecilan. Lumayan untuk menghangatkan tubuh. Udara yang dingin membuat nafas yang keluar dari hidung dan mulut gue berubah jadi asap tebal yang mirip seperti asap rokok. Gue terus memainakan nafas gue untuk menghasilkan lebih banyak asap biar seakan-akan gue lagi merokok, hihi. Si pacar (seperti biasa trip gue lagi-lagi bareng doi) menggeleng-gelengkan kepala sambil ketawa ringan ngeliat kelakuan gue yang norak dan kekanakan itu. Padahal gue udah pernah dan sering ngalamin hal kaya gini sewaktu tinggal di luar Indonesia dulu. Entah kenapa, ada rasa bangga dan kaget ternyata di negeri tercinta gue Indonesia apalagi gak jauh dari kota Jakarta, gue udah bisa nemuin udara dingin yang mirip seperti di luar negeri! 😃

Udara dingin yang merubah nafas yang keluar jadi seperti asap rokok
Kira-kira seperti ini penampakannya :D

Sesampainya di warung si pacar memesan secangkir cappucino panas, sedangkan gue mengambil beberapa bungkus snack ringan sambil menyantap roti perbekalan gue. Saking dinginnya udara di sini, Cappucino panas yang baru dipesan langsung berubah jadi dingin dalam waktu kurang dari semenit, haha. 😂 Oh iya, di warung-warung ini tersedia bermacam-macam kebutuhan camping seperti sarung tangan, kaos kaki dan kupluk. Di sini juga disediakan kayu bakar untuk kebutuhan api unggun yang biasanya digunakan saat nenda. Selain itu ada juga jajanan ringan seperti gorengan, ind*mie, kopi, dan snack untuk sekedar mengganjal perut dan cukup untuk menghangatkan badan. 


Warung-warung yang berjejer di dekat area parkir

Gak terasa, waktu udah menunjukkan pukul 5.30 ketika kepala trip mengarahkan kita untuk ke sunrise point. Sunrise point adalah tempat paling kece untuk menyaksikan matahari yang terbit diantara kabut tebal dan pepohonan khas dataran tinggi. Di sana juga merupakan lokasi camping ground di mana semua tenda-tenda didirikan. Areal perkemahan atau Camping Ground yang terkenal se-kota Bandung ini luas banget, sampai-sampai bisa dipijak oleh nyaris ribuan orang yang mau nge-camp di sini. Buat kalian yang mau camping, di sini juga disediakan penyewaan tenda lho! Asik kan tuh? Per malamnya dikenakan biaya sebesar Rp 60.000,-. Ada juga perlengkapan nenda lainnya yang sudah disediakan seperti sleeping bag, kompor gas, matras, dan lain-lain (harga bisa browsing sendiri yaaa). Untuk masuk ke areal ini, per orangnya hanya dikenakan biaya sebesar RP 10.000,- aja (belum termasuk biaya kendaraan). Murah banget kaan??

Berjalan menuju ke sunrise point bukanlah hal yang mudah buat gue. Masalahnya entah kenapa udara jadi semakin dingin, ditambah lagi hembusan angin pagi sangat kencang sampai membuat gue jadi semakin menggigil gak karuan dan kesulitan untuk berjalan. Gue bakal mati kedinginan nih... Gue bakal kena serangan hipotermia nih... Pikiran-pikiran ngaco itu mulai bermunculan. Badan udah terasa kaku dan susah digerakin, napas berat dan dada sesak, tangan kebas gak bisa lagi ngerasain apa yang gue pegang sampai-sampai tas bawaan gue diambil alih si pacar. Bukannya menenangkan atau nolongin gue yang kesusahan, si pacar malah terus-terusan ngetawain gue yang kaya zombie. Kesel! 

Saking udah gak tahannya, sesampainya di camping ground gue mencoba memberanikan diri untuk mendekat ke salah satu tenda dengan api unggun di depannya. Empat cowok penghuni tenda terlihat lagi sibuk membakar kayu dan menghangatkan diri. Ternyata bukan cuma gue aja yang kedinginan, pikir gue membela diri 😁. Gue ijin ke mereka untuk numpang menghangatkan badan gue yang menggigil sebentar. Mereka dengan amat sangat welcome mengizinkan gue untuk join dan nyuruh gue untuk duduk di tikar, tapi gue lebih milih berdiri dengan jarak yang gak terlalu dekat. Sementara si pacar yang juga kedinginan lebih memilih untuk menunggu gue dari kejauhan.

Setelah badan terasa mendingan, gue pamit ke cowok-cowok pemilik api unggun itu dan melanjutkan untuk menunggu matahari terbit sambil jepret sana dan jepret sini. Pemandangan semakin terlihat magical dengan semburat cahaya langit berwarna jingga kemerahan yang terhalang kabut tebal. Menambah dramatis suasana pagi itu.


Proses perubahan warna langit yang bergradasi yang berubah-rubah tiap menit,
sampai akhirnya sang mentari pun muncul :)

Suasana camping ground  semakin dipenuhi oleh para pemburu sunrise. Seperti halnya kita, mereka masing-masing juga sibuk mengabadikan moment yang sayang untuk dilewatkan ini. Sakin ramainya, lokasi camping jadi berantakan. Ada banyak sampah yang dibiarkan berserakan di beberapa titik seperti gelas air mineral bekas, botol, dan bungkus makanan ringan. Jujur, bikin pemandangan di situ jadi kurang syahdu dipandang. Semoga aja para campers bertanggung jawab untuk bersih-bersih sebelum meninggalkan tempat ini nantinya.


Salah satu sisi dari areal camping ground yang semakin ramai.
Terpantau sampah-sampah yang tergeletak dibiarkan :(

Setelah puas menikmati moment sunrise dan puas berfoto-foto, kita pun melanjutkan untuk eksplorasi dan hunting foto ke penangkaran rusa yang sudah dibuka sejak pukul 7.00. Di penangkaran rusa ini kita diperbolehkan untuk kasih makan rusa-rusa. Memberi makan rusa adalah salah satu tipuan atau trik yang digunakan agar rusa bisa diajak foto, hihi. Kita bisa membeli makanan rusa di pintu masuk berupa wortel dan kangkung. Seikat wortel dihargai Rp 10.000,- sedangkan kangkung dihargai Rp 5000,-. Harga yang cukup mahal menurut gue karena kalau dipasar harga segitu udah bisa dapat lebih banyak, hehe.

Memberi makan rusa dengan kangkung biar bisa foto bareng, hihi

Rusa-rusa di sini bisa dibilang ganas dan geragas, jadi harus hati-hati. Mereka akan langsung mengejar orang-orang yang memegang wortel dan kangkung di tangannya. Gue, sempet panik ketika tiga rusa datang ke arah gue dan menyodok-nyodokkan moncongnya, memaksa gue untuk kasih makan ke mereka. Gue lari kesana-kemari tetap aja diikuti sampai-sampai gue pun teriak dan meminta tolong si pacar (btw doi lagi sibuk ambil foto dan video gue yang ketakutan 😂). Seketika gue jadi pusat perhatian, duh... malu banget rasanya, haha. Ternyata gak cuma gue, beberapa kali gue mendengar jeritan panik dari pengunjung lain yang juga "diserang" rusa, haha. Rusa-rusa di sini bervariatif, ada yang masih anak-anak, ada yang sedang, ada juga yang besar dan bertanduk (biasanya jantan).



Rusa-rusa yang ada di Ranca Upas. Cakep yaahh 😎

Selain camping ground dan penangkaran rusa, Kampung Cai Ranca Upas ini juga menyediakan banyak fasilitas hiburan keluarga lainnya seperti kolam pemadian air panas, outbound, waterboom, lokasi-lokasi yang cantik untuk foto-foto, taman bermain dan lokasi untuk gathering (untuk lebih lengkapnya bisa browsing-browsing sendiri ya). Nah buat yang udah berkeluarga tempat ini cocok banget nih untuk berlibur. Gimana? Penasaran untuk merasakan langsung udara dinginnya? Hehe..


Menikmati sejuknya udara yang masih alami di Ranca Upas.
Iya sejuk karena udah ada matahari, hihi.

Sekian cerita liburan singkat gue yang meski singkat berkesan banget karena udaranya yang parah  banget dinginnya. Tapi gak bikin kapok kok, hihi. Intinya jangan takut buat eksplor, coba hal-hal baru dengan datangi tempat-tempat baru dan wujudkan trip impian kalian. Karena rasanya akan sangat luar biasa terasa di dalam jiwa. Eaaaaa!

Have a nice trip,
and see you next trip!

Salam bolang,
Lina xoxo



 BONUS FOTO... ENJOY!! 😆😆😆


Moment saat diserodok rusa yang sempat terekam abadi 😂
Goodjob pacar :p Btw wajah panik gue kelihatan jelas banget kan??? :D

-END-




Comments