Museum Ullen
Sentalu merupakan museum yang paling menarik yang pernah gue datangi dalam
hidup gue. Entah apakah ada museum lain yang lebih bagus dari Ullen
Sentalu, atau ini memang yang terbaik, well, akan gue cari tau suatu saat
nanti :)
Museum yang gue datangi kali ini bener-bener bikin gue jatuh hati dan rindu untuk
kembali lagi. Auranya yang mistis nan romantis seperti memiliki magnet
tersendiri yang akhirnya berhasil bikin gue terkesima. Selain karena management dan sistemnya yang rapi, peletakkan benda-benda dan ruang-ruang yang ada juga dibuat se-unik dan se-misterius mungkin, jadi gak ngebosenin. Suasana yang tenang dan sejuk juga bikin gue betah berlama-lama di sini. Padahal, pertama kali dengar nama Ullen Sentalu dari seorang teman, gue gak tertarik. Bahkan gue merasa tempat ini gak perlu masuk bucket list tujuan trip gue dan teman-teman selama di JogJa. Lokasinya ada di sebelah utara Jogja, tepatnya di daerah Kaliurang kabupaten Sleman.
|
Banyak pohon lebat di depan museum ini. Keren atau serem? |
Hal pertama yang gue lihat setelah sampai di tempat ini adalah sebuah gedung
dengan bangunan yang eksotis dan kokoh (mirip-mirip bangunan Eropa). Bangunan ini seperti rumah dalam hutan karena ada banyak akar-akar gantung
pepohonan yang menjuntai di depannya. Menambah keeksotisan
sekaligus kemistisan tempat ini tentunya. Begitu memasuki museum ini, gue
merasakan aroma dingin gunung yang bercampur dengan aroma dingin mistis.
Yang paling gue suka dari museum ini adalah tempatnya yang menyerupai
labirin. Di setiap labirin, ada banyak ruangan, yang mana ruangan itu adalah
tempat-tempat penyimpanan benda-benda bersejarah (sebut aja museum). Uniknya, ruangan-ruangan ini dibangun seakan-akan mengapung di atas air (nah loh bingung kan tuh ngebayanginnya). Makanya kalau kesini kita butuh banget yang namanya guide. Kebetulan guide udah jadi salah satu fasilitas wajib di sini (udah pasti harus di kawal oleh guide). Gak kebayang deh kalau gue eksplor tempat ini tanpa bantuan guide, bisa-bisa bingung dan kesasar saking rumitnya, hehe. Menyusuri Ullen Sentalu membuat gue merasa seakan diajak berpetualang menyusuri gua, lorong dan labirin yang mana diakhir perjalanan kita akan dibawa ke sebuah taman yang mirip seperti taman kerajaan. Waaah, kebayang kan tuh keren dan
asiknya?
Di museum ini diberlakukan sistem menunggu giliran untuk masuk ke dalam dengan jumlah peserta maksimal 30 orang. Dengan ditemani guide berpengalaman yang siap
menjelaskan secara
detail sejarah-sejarah tentang kerajaan Jawa kuno atau Keraton Yogyakarta, kita akan diajak eksplor di dalam selama kurang
lebih 50 menit. Ini yang bikin gue
dan teman-teman cukup lama menunggu diluar saat menunggu giliran. Gue setuju banget dengan sistem yang diberlakukan di sini, karena ini efektif untuk
mengurangi kepadatan dan keramaian di dalam museum yang lorong-lorongnya gak terlalu luas.
Jadi meng-eksplor segala sesuatu yang ada di dalamnya akan terasa lebih
private, lebih fokus dan bisa lebih menghayati.
|
Oh iya, di museum ini juga ada restaurant, butik dan toko souvenir lho.
Butik ada di lantai bawah, Restauran ada di lantai atas .
|
Di museum ini ada peraturan yang melarang kita untuk mengambil
gambar (foto) selama tur. Tapi tenang, di akhir perjalanan kita
akan sampai di sebuah taman yang cantik khas Keraton dan kita boleh
bernarsis-ria di sana. Sebenernya gue juga kurang tau apa alasan kita
gak boleh foto-foto di dalam museum. Mungkin karena untuk menghargai dan
menghormati leluhur-leluhur yang bersemayam di situ. Karena gue perhatikan, di tiap-tiap ruangan yang kita masuki selalu disediakan piring berukuran kecil yang terbuat dari tanah liat yang diatasnya diletakkan kembang dan juga dupa. Lumayan bikin merinding.
Petualangan diawali dengan memasuki lorong sempit yang membawa kita
pada sebuah ruangan berisi barang-barang kuno peninggalan
kerajaan Jawa pada masanya, seperti gamelan yang beraneka jenis dan ukuran. Di lorong berikutnya, ada banyak tampilan
foto-foto dengan berbagai macam ukuran mengenai Raja dan Ratu keraton Jogja
serta kegiatan-kegiatan mereka dulu seperti upacara dan pesta adat.
Museum Ullen Sentalu juga menampilkan banyak koleksi peninggalan-peninggalan
kuno mengenai budaya dan adat Jawa, dan juga sejarah Kesultanan Keraton Jogja. Di situ, kita
akan ditunjukkan tata krama, tarian-tarian yang ditampilkan di
Keraton pada jaman dulu, budaya pengantin Jawa, dan pakaian-pakaian kerajaan Jawa
dari zaman dulu (mulai dari kain dan kebaya, sanggul, tusuk sanggul sampai paes
jenis apa yang digunakan). Di situ juga dikenalin bermacam-macam jenis kain batik
Jawa kuno. Bahkan ada juga deretan puisi dan surat-surat tulisan tangan kuno yang
dibingkai rapi dan dipajang di sana.
Setelah lelah berkeliling dari satu ruangan ke ruangan lainnya, akhirnya kita berhenti di sebuah ruangan yang
ditata seperti ruang tamu khas Kerajaan Keraton pada masanya. Di ruangan ini, kita para pengunjung dipersilahkan untuk bersantai-santai sejenak sambil menikmati suguhan minuman khas Keraton. Katanya, minuman ini adalah ramuan rahasia ala Putri Keraton. Rasa minuman yang segar menenangkan ini disajikan hangat. Gue
kurang tau pasti sebenarnya minuman ini terbuat dari komposisi apa aja (namanya juga ramuan rahasia, haha). Rasanya seperti terbuat dari bahan-bahan rempah alami. Konon, minuman ini adalah
ramuan awet muda. Gue cari tau, ternyata nama ramuannya adalah ramuan Nyi
Rengganis. Waaahh, sayangnya kita gak boleh tau minuman ini terbuat dari bahan-bahan apa aja. Kalau aja tau,
gue akan buat ramuan ini setiap hari biar awet muda seperti Putri Keraton, hehe :D
Petualangan kita menyusuri lorong-lorong Ullen Sentalu pun berakhir di sebuah taman yang cantik. Kita diajak guide menyusuri taman yang benar-benar mirip seperti taman dalam negeri dongeng. Ada banyak pepohonan dan daun-daun yang lebat dan terawat. Di situ juga ada beberapa pintu gerbang taman yang mengarah ke suatu tempat. Sayangnya gerbang-gerbang itu terkunci. Ini yang bikin gue semakin penasaran ada apa sebenarnya di sana. Yang pasti, gue benar-benar dibuat jatuh cinta dengan ke-eksotisan tempat ini!
|
Pagar-pagar yang terkunci yang membuat gue penasaran. |
Di ujung taman ini (mendekati pintu keluar museum), kita disambut dengan tarian Jawa yang ditarikan oleh anak-anak perempuan dengan diiringi musik (musik Jawa tentunya). Mereka mengenakan kain batik kemben dan menggendong bakul di punggung yang diikat dengan selendang berwarna merah jambu. Entah apa filosofi dari semua yang dipakai oleh mereka. Mereka menarikan tarian adat Jawa (Jaipong) tepat di depan sebuah lukisan batu pahat yang merupakan replika relief Candi Borobudur dengan ukuran yang besar dan miring! Loh kenapa miring ya? Gue dan teman-teman bertanya-tanya. Mbak guide pun menjelaskan alasan kenapa lukisan pahat replika relief Candi Borobudur itu dibuat miring. Ternyata, maksudnya adalah untuk merepresentasikan kebudayaan Jawa yang mulai bobrok alias udah ditinggalkan oleh generasi-generasi muda yang lebih memilih budaya Barat. Hmm, fakta yang membuat hati gue miris sekaligus kagum dengan karya itu.
Replika Relief Candi Borobudur dengan ukuran yang besar dan miring
|
Anak-anak penari dengan mengenakan kain batik kemben dan menggendong bakul di punggung
yang diikat dengan selendang berwarna merah jambu
|
Gak lupa, kita mengabadikan foto lukisan pahat miring sebagai tanda kita pernah ke tempat ini, (mumpung udah gak dilarang foto-foto, hihi). Selain di situ, ternyata ada banyak
spot bagus untuk berfoto yang berada di arah pintu keluar museum, diantaranya kolam teratai dan juga taman yang dihiasi dengan patung-patung Jawa di tengahnya.
|
Narsis mumpung boleh foto-foto hihi |
|
Ada banyak kolam teratai |
Puas rasanya bisa mengunjungi museum Ullen Sentalu. Selain bisa cuci mata, gue juga dapat pengetahuan baru tentang kebudayaan Jawa yang sesungguhnya. Menurut gue, ini merupakan pengalaman yang berharga. Benar-benar gak rugi ngeluarin uang sebesar Rp 30.000,- untuk masuk ke tempat ini.
Worth it! Penasaran kan? Coba deh datangi dan rasakan sendiri sensasinya, khususnya buat kalian yang suka banget dengan sejarah dan seni atau suka banget berkunjung ke museum. Eitss! Bukan promosi lho, haha :D.
|
Tiketnya pun di design dengan bagus |
Sebelum keluar dari museum, gue sempetin untuk
hunting gambar-gambar bagus karena emang semua yang ada di situ bagus untuk difoto. Lumayan untuk melampiaskan hasrat berfoto yang tertahan waktu di dalam museum tadi, hehe.
|
Ambil foto dari angle pintu keluar museum. Kereeen kan? |
|
Ini dia pintu keluarnya. Dari masuk sampai keluar, semua di desain cantik |
Note: Foto-foto yang gue ambil dan cerita yang gue tulis mungkin kurang bisa menggambarkan bagaimana isi di dalam Ullen Sentalu yang sebenarnya. Jadi, buat yang penasaran dengan detail dari isi di dalam museum ini, kalian bisa liat di
Google atau datang langsung justru lebih seru :D
So, Selamat bertualang!
Comments
Post a Comment